"Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover." -- Mark Twain
Pertama-tama maaf absen dari tanggal 25 sampe 1… selama beberapa hari itu saya pergi ke Kiluan, suatu daerah dekat Pantai Pasir Putih dan dekat Samudra Indonesia, tepatnya terletak di Lampung. Jadi…tulisan ini saya rapel saja ya…dari tanggal 25 Februari sampai 1 Maret ^_^. Pelajaran apa yang saya petik dari perjalanan itu? Siaaapp?? Ayo kita mulai perjalanannya..
Saya pergi ke Lampung bersama teman-teman kuliah saya dulu (tepatnya adik-adik kelas saya… dan mentang-mentang saya paling tua dan selalu berusaha eksis di setiap tempat dan keadaan, mereka semua terkadang memanggil saya tante (eksis=pakai pakaian matching, lengkap dengan anting dan kacamata hitam di daerah terpencil yang penduduknya bahkan tidak perduli dengan trend). Kami menamakan kelompok kami: Geng Gebrak… hahaha… itu karena hobi kami adalah bermain kartu gebrak (seru juga loh…main kartu gebrak di bawah penerangan seadanya dari cahaya lampu minyak, yang kalah dihukum harus bermain sambil memakai pelampung, kalau babak kedua orang tersebut masih kalah… dia harus bermain dengan menggunakan pelampung dan diving mask (alat snorkeling)…plusss… di foto..dan fotonya tentunya di upload ke facebook..hihihihi…).
Karena liburan ini judulnya liburan hemat, kami berangkat dengan mobil... perjalanan darat di tempuh dalam kurang lebih 7-8 jam dari Kuningan hingga sampai di Lampung. Di lampung kami menginap di rumah salah satu anggota rombongan kami, Mitha namanya...liburan hemat tidak akan tercapai tanpa bantuan keluarga Mitha (bayangkan saja... kami disediakan penginapan, dimasakkan berbagai makanan seafood lezattooss oleh ibunya Mitha, ditraktir makan malam, diantarkan keliling-liling kota Lampung dan terakhir dibekali dengan berbagai macam cemilan dan oleh-oleh). Dua ibu jari deh..buat keluarganya Mitha.
Hari kedua dan ketiga kami di Lampung kami habiskan dengan menginap di Kiluan, masih sekitar empat jam perjalanan dari rumah Mitha di daerah kota di Lampung, kami pergi dengan menggunakan travel yang dikelola oleh warga setempat. Kiluan adalah tempat yang sangaaatttt indaahhhh (ini wisata alam pertama saya)... jadi meskipun untuk mencapai Kiluan kami harus melewati bukit-bukit terjal dan jalanan yang sangat amat sekali hancur parah (kalau teman saya bilang, kalau ke Kiluan membawa mobil pribadi, mobil itu harus disposable... sekali pake buang...). Nb: numpang protes sama pengelola Lampung, kenapa sih..aset-aset seperti itu tidak digali potensinya... jadi lestari alam tetap jalan, tapi pemasukkan daerah dari sektor wisata juga jalan.
Sesampainya di Kiluan karena ada tanah longsor, mobil tidak dapat masuk sampai ke tempat kami menginap...kami masih harus berjalan kaki selama setengah jam untuk mencapai penginapan (atau lebih tepatnya bilik-bilik sederhana dari kayu yang kami sewa dari pemilik travel).
Seperti yang orang-orang ceritakan tentang orang-orang yang tinggal di desa, Pak Solihin (pemilik travel dan penginapan) dan keluarganya adalah orang-orang yang ramah dan terbuka...tidak ada tampang curiga atau sungkan pada wajah-wajah mereka... orang-orang yang sejak kesan pertama saja saya sudah tahu kalau mereka orang baik-baik (fyi... rumah tempat kami menginap letaknya tidak terlalu dekat dengan rumah Bapak Solihin, rumah tempat kami menginap tersebut terletak di tengah desa dan tidak ada gemboknya dari luar...dan hebatnya... setiap kali kami pergi untuk mengunjungi pantai, pulau dan samudera... semua barang-barang berharga kami tinggal di penginapan itu, dan pada saat kami kembali...semua masih utuh..tuh..tuh..tuh... sesuatu yang hampir tidak mungkin terjadi di Jakarta).
Di Kiluan umumnya ada tiga objek wisata yang biasanya di kunjungi orang-orang. Yang pertama Pantai Pasir Putih, yang kedua Pulau Kiluan yang menjadi objek wisata utama, yang ketiga lautan tempat banyak ikan Lumba-lumba berenang.
Untuk mencapai Pantai Pasir Putih kami harus menempuh perjalanan sekitar setengah jam perjalanan... yaitu melawati hutan dan jalannya berbukit-bukit, tapi semua itu sangat worthy jika dibandingkan dengan keindahan pantainya... pantainya berwarna putih keemas-emasan (dan menurut cerita... pasirnya mengandung emas, apabila di jual: satu truk pasir berharga 250 juta Rupiah.. $$$ ...tertarik beralih profesi??).
Sayangnya kami tidak berenang sore itu, karena lautnya bersambung dengan samudera... katanya banyak yang hilang pada saat berenang di situ, ombaknya memang kencang pada waktu kami ke sana... jadi kami hanya duduk-duduk di tepi pantai sambil bercanda-canda dan menikmati angin pantai sore.
Setelah Pasir Putih, tujuan selanjutnya adalah melihat lumba-lumba. Oh ya..sebelumnya saya ceritakan dulu, kami berkenalan dengan sesama backpackers di Pulau itu... kami berkenalan karena kami menumpang travel yang sama. Mungkin mereka lupa ajaran orang tua waktu kita kecil dulu: Jangan berbicara dengan orang asing, karena kenyataannya mereka begitu kekeluargaan dan terbuka terhadap kami...nanti saya ceritakan tentang perlakuan mereka itu.
Kembali ke melihat lumba-lumba... jadi ternyata Kiluan terkenal dengan Ikan Lumba-lumba yang banyak berenang di tengah laut, di perbatasan Samudera Indonesia, kami pergi ke tengah laut dengan menumpang kapal nelayan bermuatan tiga sampai empat penumpang...kapalnya sangat sederhana penampilannya, tapi ternyata sanggup membawa kami ke tengah lautan berombak.
Untuk mencapai bagian laut yang terdapat banyak lumba-lumbanya...kami menempuh perjalanan laut sekita 45 menit...(saya sangat menyarankan topi, sunblock, baju yang nyaman, kaca mata hitam dan pelampung apabila anda ke sana). Di tengah laut...rombongan lumba-lumba dan beberapa ikan marlin sudah menanti kami... siap meloncat-loncat...dan berenang menjauh ketika kami dekati. Tidak seperti bayangan saya mengenai lumba-lumba (yaitu lumba-lumba ancol)...lumba-lumba di Kiluan tidak besar, mungkin hanya sekitar ¾ ukuran lumba-lumba ancol (mungkin beda makanan)...tapi mereka bergerak lincah sekali dan berenang-renang secara berkelompok. Menyenangkan sekali rasanya...ketika sesekali kami melihat sekelompok lumba-lumba berloncatan... dan kami segera mengejar dan mengabadikan moment itu.
Puas mengejar dan melihat lumba-lumba (kami menghabiskan sekitar 2-3 jam di lautan itu hanya untuk melihat lumba-lumba), perahu membawa kami ke Pulau Kiluan...tempat teman-teman backpakers kami menginap. Ternyata... Pulau Kiluan lebih indah lagi dari pasir putih... pasirnyanya berwarna putih pucat... dan teksturnya sangat empuk ketika diinjak. Airnya jernih, kalau anda tanya apa bedanya dibandingkan Bali? Jawaban saya adalah... pasirnya dan jumlah manusianya. Pantai Kiluan tidak ramai seperti di Bali... pantainya sepi saja..tidak banyak pengunjung dan disana hanya ada satu penjual makanan...singkatnya pantai itu tidak se-komersil pantai-pantai lain.
Di Pulau kami mengunjungi tenda tempat teman-teman backpackers kami menginap... hmmhh... kami memutuskan perjalanan berikutnya, apabila memungkinkan, kami akan memakai tenda untuk tempat menginap. Teman-teman kami itu mengundang kami untuk melihat-lihat tendanya dan bahkan kami disuguhkan kopi oleh mereka (ini yang saya sebut ramah dan kekeluargaan, dengan stok kopi mereka yang terbatas dan peralatan masak seadanya yang harus mereka cuci sendiri...mereka masih bisa menawarkan kopi kepada kami, kemudian memasakkan serta menyuguhkannya..tidak lupa: service with a smile... sangat menyenangkan). Pada saat kami kembali ke Lampung, kami pun bertukar kontak dan berjanji untuk saling menghubungi... bahkan pergi bersama apabila waktu dan tujuannya pas.
Terlalu singkat memang cerita saya... tapi, kalau saya ceritakan semua pengalaman saya selama empat hari di Lampung... tulisan ini akan menjadi sangaattt panjang dan menyenangkan. Sayangnya... saya masih harus menyelesaikan kegiatan saya yang lain... jadi saya rangkum saja apa yang pelajari empat hari ini:
- Bahwa pertemanan bisa dimulai dimana saja ...kapan saja dengan siapa saja;
- Bahwa berbagi tidak menjadikan kita memiliki sedikit... tapi justru membuat kita memiliki lebih banyak;
- Bahwa kekayaan alam Indonesia itu sangattt ngatt ngatt indah... dan masyarakatnya pun sebenarnya potensial
... di Indonesia masih banyak yang bisa kita kembangkan ... dengan potensi kita masing-masing...dengan talenta kita masing-masing... untuk membuat Indonesia yang maju... kalau masyarakat desa Kiluan saja bisa memberikan sumbangan mereka (dengan menjaga kelestarian alam Kiluan)... kenapa kita yang katanya ’lebih maju’ ini tidak bisa?
- Banyak pelajaran lain yang sifatnya personal, seperti misalnya: ternyata salah satu teman saya tegila-gila dengan kebersihan... dan ternyata juga dia adalah seorang pencinta mendalam, ternyata teman saya yang lain lagi ... menjadi galak kalau sudah mengantuk, ada juga teman saya yang ternyata bisa buang air besar kapan saja...dimana saja... kemudian ada lagi satu teman saya yang ternyata penakut serta sangat suka berpose ala gadis desa, ada yang gemar memperhatikan orang-orang dan kebiasaan-kebiasaannya dan dia ternyata juga sangat protektif terhadap kekasihnya dan ada teman saya yang sangat excited bermain kartu... sampai-sampai dia kecewa ketika pada hari ketiga kami tidak bermain kartu... hal-hal baru yang saya ketahui tentang mereka.
El o vi i: WH-
Ps: Kalau mau menghubungi Bapak Solihin (layanannya recommended...), saya punya nomer teleponnya.