Lusuhnya kain bendera di halaman rumah kita, bukan alasan untuk kita tinggalkan-Sumbang, Iwan Fals
Hai…sudah lama ya, sejak terakhir kali saya menulis, khusus untuk hari ulang tahun Indonesia tercinta, saya punya satu tulisan.
Waktu kecil… karena seringnya (dan akhirnya terpengaruh) menonton film-film barat (Growing Pains, Full House, Out of This World, Blossom, Major Dad,dan lain-lain) yang menampilkan betapa lebih mudah, modern dan menyenangkannya hidup di dunia barat, waktu itu saya seringkali mempertanyakan kenapa sih dari begitu banyak Negara-negara maju yang ‘terlihat’ bebas dan menyenangkan yang ada di dunia ini, saya harus lahir di Indonesia.
Saya tipe anak kecil yang berani, kalau menurut saya pemikiran saya benar... saya tidak peduli apakah itu melawan orang yang lebih tua atau tidak…saya akan perjuangkan habis-habisan pendapat saya… akhirnya saya suka dianggap melawan, waktu itu saya jadi berkesimpulan: seandainya saya hidup di dunia barat (yang seperti saya lihat di TV), pasti saya tidak dianggap melawan, karena disana tampaknya anak kecil yang menyatakan pendapatnya tidak selalu dianggap melawan atau nakal.
Berangkat dari situ saya punya kesimpulan ini: Okey... kan tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, jadi sebenarnya…kalau Dia mau---karena menurut saya, saya ini lebih cocok hidup di dunia Barat---Dia bisa saja buat saya terlahir di Amerika Serikat, tapi nyatanya Dia tempatkan saya di Indonesia, kalau begitu pasti ada maksud dan rencana tertentu….kenapa harus Indonesia?--> waktu kecil, perdebatan dalam pemikiran saya mengenai apa dan kenapa saya ada di Indonesia berhenti pada pertanyaan itu.
Seiring dengan saya belajar dari sekolah dan lingkungan…semakin saya tahu siapa apa dan kenapa dengan Indonesia… melalui proses pembelajaran saya mengerti dan saya bisa memprediksikan tujuan saya ditempatkan di Indonesia, anda mungkin juga sudah mengalami dan melewati proses ini, proses bertanya, mencari tahu dan akhirnya mengerti.
Di sini saya tidak akan membahas apa yang akhirnya saya mengerti itu… tetapi saya ingin membagi semangat dan pemikiran yang mudah-mudahan bisa memotivasi anda untuk menuntaskan misi anda (kita masing-masing punya misi di dunia ini) buat Indonesia:
- It is me who should do something for my Country.
Pernyataan itu berarti kita semua, manusia dewasa, bertanggung jawab atas segala perbuatan kita dan pilihan kita, kita punya tanggung jawab untuk berbuat sesuatu untuk Negara kita; berangkat dari kesadaran ini, membuat saya berusaha mengurangi mengeluh tentang keadaan-keadaan sehari-hari kalau saya mengeluh tentang macet, saya akan tanya balik diri saya sendiri: ‘kontribusi apa yang sudah saya berikan untuk mengurangi macet, atau setidaknya tidak menambah kemacetan?’ untuk mengatasi kemacetan secara luas memang bebannya ada pada pemerintah, tetapi ini bukan berarti saya sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa.
Kemudian kalau saya mengeluh tentang KKN, saya akan tanya balik diri saya: ‘ketika dihadapkan kepada pilihan untuk melakukan ‘menyelipkan uang’ untuk mempercepat proses KTP misalnya sudahkah saya memilih untuk tidak?’ sekali lagi, ada sesuatu andil yang bisa saya perbuat.
Kalau saya mengeluh tentang betapa tertinggalnya Negara ini dibandingkan Negara tetangga saya berpikir: ‘Sudahkah saya berhenti fokus pada menyalahkan mereka dan tersinggung terhadap mereka dan sudahkah saya berhenti sirik tanda tak mampu, dan mulai melihat kemajuan Negara tetangga sebagai sesuatu yang harus saya pelajari: kenapa mereka bisa maju, apa yang bisa saya pelajari dari mereka dan kemudian saya terapkan untuk membantu kemajuan Indonesia?’
karena mengeluh dan tersinggung tidak merubah keadaan, mulai bertindak dan mulai melakukan langkah pertamalah yang akan pada akhirnya mengubah keadaan.
- Pertanyaan selanjutnya: How can I do something for my Country? I’m only me. Ada satu quote dari Anita Roddick yang saya suka, dia bilang: “If you think you're too small to have an impact, try going to bed with a mosquito.”
Kalau menurut saya, selama kita hidup dan bertahan hidup dari hasil bumi Indonesia, kita mengenyam pendidikan formal non formal di Indonesia, selama kita bercanda tertawa dan berbagi cinta dengan orang-orang yang kita kasihi di atas tanah bumi Indonesia dan dengan Bahasa Indonesia kita punya tanggung jawab untuk membalas budi baik itu.
Bagaimana caranya? Menurut saya, ini mudah, semua bisa kalau mau. The least we could do (the least loh... jadi akan lebih baik lagi kalau kita sanggup lakukan the most) adalah cukup dengan memberikan yang terbaik dalam segala hal yang anda lakukan dan bertanggung jawab terhadap hal-hal itu, misalnya kalau anda pegawai negeri, cukup dengan melakukan yang terbaik dan menjaga integritas diri ini saya lihat dari Sri Mulyani sebagai contoh, kalau dari yang saya baca di artikel-artikel mengenai beliau, dia tidak memiliki keinginan yang muluk-muluk...tidak berlebihan, sederhana saja menjadi diri sendiri dan apa adanya, yang penting lakukan dan berikan yang terbaik hasilnya? Lihat sendiri apa yang bisa ia sumbangkan bagi negara ini.
Kalau anda menjadi penulis misalnya, berikanlah usaha terbaik dengan motif terbaik sehingga menghasilkan tulisan terbaik yang bisa anda hasilkan.
Karena suatu negara terdiri dari berbagai aspek dan bidang dalam masyarakat yang bersinergi membentuk satu kesatuan negara, di dalamnya ada pemerintah, ada pegawai negeri, ada pengusaha, ada buruh pekerja, ada jurnalis, ada pengacara, ada entertainer, dan lain sebagainya yang saling berkaitan kalau masing-masing dari unsur pembentuk negara memberikan yang terbaik dari dirinya dan menjaga integritas diri, negara yang dihasilkan juga pasti yang terbaik.
Kita semua bisa melakukan sesuatu dan bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu bagi negara kita, sudahkah kita melakukan bagian kita?
Dirgahayu ke-65 Republik Indonesia.
- WH.
No comments:
Post a Comment