Wednesday, October 21, 2009
It’s Not What They Say about you, It’s what they Whisper about you
Before you judge me, try hard to love me -Michael Jackson, Have you seen my childhood lyrics.
Hai … kali ini saya mau bagi cerita bagus yang saya dapetin dari temennya-temen (make a lot of friends…sebisa mungkin jangan pilih-pilih…pilih-pilih itu buat mereka yang masih anak-anak; percaya deh, kita bisa belajar banyak dari orang2 yang ga seperti kita atau yang ngga kita sukain).
Ceritanya gini… teman dekat saya punya rekan bisnis namanya Pak Cuy, kebetulan hari itu teman saya ada meeting dengan pak Cuy ini, dan dia mengajak saya ikut serta.
Topik utama pembicaraan kami setelah meeting informal tersebut selesai adalah tentang teman dekat saya ini, sebut aja Nemo’s. Saat itu Nemo’s bingung mengambil keputusan karena takut pendapat orang lain terhadap keputusannya dan takut mengecewakan orang lain.
Terus…Pa Cuy yang usianya sudah kepala empat itu berkata demikian:
Jangan pernah mengambil keputusan atau tidak mengambil keputusan karena takut apa kata orang. Aku punya cerita, Ada seorang Bapak yang mau mengajarkan anaknya tentang mengambil keputusan atas dasar pertimbangan dan kesadaran sendiri. Bapak ini kemudian mengajak sang anak berkeliling desa-desa dengan membawa seekor kuda. Karena anak tersebut lebih kecil, maka Bapak tersebut menyuruh anak kekasihnya itu untuk menunggangi kuda, dan sementara itu ia berjalan di samping kuda yang ditunggangi anaknya tersebut. Kemudian masuklah mereka ke desa pertama. Begitu mereka masuk ke desa pertama, berbisik-bisiklah pada warga desa sambil memandang sinis kepada kedua orang itu, kata mereka tentang bapak dan anak itu: ”Sungguh tidak tau diri dan tidak sopan anak itu, teganya ia menunggangi kuda sementara ayahnya dibiarkannya berjalan” mendengar kata-kata itu, maka bertukaran posisi lah bapak dan anak itu.
Kemudian mereka memasuki desa kedua. Sampai di desa kedua, warga desa itu pun dengan terang-terangan berkata-kata kepada bapak dan anak tersebut: Sungguh tega engkau Bapak, engkau menaiki kuda sementara anakmu yang kecil dan lemah dibiarkan berjalan”. Mendengar kata-kata tersebut, maka naiklah serta Sang Bapak ke atas kuda, sehingga tidak ada yang tidak adil.
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke desa ketiga. Tiba di desa tersebut, warga desa tersebut mulai berdesas-desus dan desas-desus tersebut kemudian sampai ke telinga Bapak dan Anak tersebut. Kata warga desa sambil memandang penuh penghakiman kepada Bapak dan Anak tersebut: ”Tega sekali kalian membiarkan kuda lemah seperti itu menanggung beban seberat kalian berdua, sungguh tidak berhati”. Maka turunlah Bapak dan Anak tersebut, kemudian mereka bersama-sama menggendong kuda tersebut di atas pundak mereka sambil meneruskan perjalanan.
Sungguh tidak masuk akal bukan? Akibat mendengarkan perkataan orang, mereka malah melakukan hal yang tidak masuk akal dan bodoh. Begitu juga dengan kita, jalan yang kita pilih ngga selalu benar, tapi kalau kita melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu hanya karena takut akan pendapat orang lain atau takut digunjingkan orang lain, kita ngga bisa mencapai apa yang kita mau...karena kita ngga bisa menyenangkan semua orang...dan ngga perlu; yang penting kita tau jelas apa tujuan kita, that’s it...konsentrasi aja ke situ. Ayo...semangat!!!
WH—Dalam kisah-kisah dari teman yang menyentuh hati saya.
Have a biggest dream everyone...God created us in His image...and He is great, it means that we’re destine to be great too.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment